BAB I
PENDAHULUAN
MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan
bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut
kereta api magnet.
Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya
angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya
dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan
sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara
yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah Jepang, Perancis, Amerika,
dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan relnya, di dunia pada 2005 hanya ada
dua jalur Maglev yang dibuka umum, di Shanghai dan Kota Toyota.
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya.
Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin
induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta.Pada saat kereta
api dilevitasi, daya listrik diberikan ke kumparan di dalam dinding jalur
pemandu untuk membentuk suatu sistem unik medan magnet yang menarik dan
mendorong kereta sepanjang jalur pemandu.
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
MagLev adalah
singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan bebasnya adalah
kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api
magnet.
Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya
angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya
dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan
sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara
yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah Jepang, Perancis, Amerika,
dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan relnya, di dunia pada 2005 hanya ada
dua jalur Maglev yang dibuka umum, di Shanghai dan Kota Toyota.
Ada tiga jenis teknologi maglev:
- Yang tergantung pada magnet superkonduktivitas (suspensi elektrodinamik)
- Yang tergantung pada elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik)
- Yang terbaru, mungkin lebih ekonomis, menggunakan magnet permanen (Inductrack)
|
2.2 Prinsip Kerja
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya.
Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin
induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta.
Pada saat kereta api dilevitasi, daya listrik diberikan ke kumparan di
dalam dinding jalur pemandu untuk membentuk suatu sistem unik medan magnet yang
menarik dan mendorong kereta sepanjang jalur pemandu. Arus listrik yang
diberikan ke kumparan pada dinding jalur pemandu secara berganti-ganti mengubah
polaritas kumparan magnet. Perubahan polaritas ini menyebabkan medan magnetik
di depan kereta menarik kereta ke depan, sementara medan magnet di belakang
kereta menambahkan gaya dorong ke depan. Kereta maglev mengambang di atas suatu
lapisan udara sehingga menghilangkan gesekan. Tidak adanya gesekan serta
rancangan aerodinamis kereta membuat kereta ini dapat mencapai kecepatan lebih
dari 500 kilometer per jam.
2.3 Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan utama dari kereta ini
adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan
gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada penggantian rel atau
roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat dihemat).
Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan.
Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta
Maglev yang lebih aerodinamis.
|
2.4 Sistem Dasar Kereta Maglev
Pada sistem kereta maglev,
terdapat tiga komponen utama, yaitu sumber daya listrik yang besar, kumparan
logam yang melingkupi sebuah jalur pemandu serta magnet pemandu besar yang
dipasang di bagian bawah kereta api.
Perbedaan terbesar antara kereta
api maglev dan kereta api konvensional dengan kereta api maglev adalah tidak
mempunyai motor penggerak (paling tidak jenis motor yang digunakan untuk
menarik kereta api sepanjang rel baja). Dengan tidak menggunakan bahan bakar
fosil, medan magnet dibentuk oleh kumparan yang dialiri listrik di sepanjang
dinding jalur pemandu pada kereta dan pada rel yang dikombinasikan untuk
menggerakkan kereta api.
Kumparan bermagnet sepanjang
rel, yang disebut jalur pemandu, akan menolak magnet yang terletak di bawah
gerbong kereta api. Hal ini akan membuat kereta api mengambang (levitate)
antara 0,39-3,93 inch (1-10 sentimeter)
di atas jalur pemandu.Pada saat kereta api dilevitasi, daya listrik diberikan
ke kumparan di dalam dinding jalur pemandu untuk membentuk suatu sistem unik
medan magnet yang menarik dan mendorong kereta sepanjang jalur pemandu.
Arus listrik yang diberikan ke
kumparan pada dinding jalur pemandu secara berganti-ganti mengubah polaritas
kumparan magnet. Perubahan polaritas ini menyebabkan medan magnetik di depan
kereta menarik kereta ke depan, sementara medan magnet di belakang kereta
menambahkan gaya dorong ke depan. Kereta maglev mengambang di atas suatu
lapisan udara sehingga menghilangkan gesekan. Tidak adanya gesekan serta
rancangan aerodinamis kereta membuat kereta ini dapat mencapai kecepatan lebih
dari 500 kilometer per jam.
|
2.5 Konsep Fisika Pada Kereta Maglev
v Hukum
Lenz
Maglev atau "levitasi magnet"
adalah teknik mengangkat objek menggunakan prinsip magnet dalam fisika dasar.
Dua kutub magnet yang sama (misalnya, utara-utara atau selatan-selatan) akan
tolak-menolak. Sedangkan dua kutub magnet yang berlainan, yaitu utara dan
selatan, akan tarik-menarik. Secara umum, pengembangan teknologi maglev bisa
dikategorikan dalam dua prinsip itu, yakni gaya tarik dan gaya tolak magnet. Eksplorasi
teknik tersebut dipelopori dua negara maju, yaitu Jerman dan Jepang. Jerman
menggunakan EMS (sistem suspensi elektromagnetik) dan Jepang menggunakan EDS
(sistem suspensi elektrodinamis). EMS menggunakan prinsip gaya tarik magnet,
sedangkan EDS menggunakan gaya tolak magnet.
Tentunya, sangat tidak efisien kereta
membawa batang magnet yang berkekuatan besar yang nanti digunakan untuk
mengangkat kereta tersebut. Karena itu, kita harus berterima kasih kepada
fisikawan berkebangsaan Estonia, Lenz. Fisikawan yang hidup pada 1804-1865 itu
berhasil menjelaskan fenomena magnetisme dan merumuskannya dalam sebuah hukum
yang terkenal dengan nama hukum Lenz.
Hukum tersebut menyatakan, perubahan fluks
magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem kawat yang membentuk kumparan
tertutup akan mengakibatkan terciptanya medan magnet yang melawan perubahan
fluks magnet dalam sitem itu. Hal tersebut terjadi karena alam, dalam hal ini
kumparan tertutup itu, ingin mempertahankan kondisi awal fluks magnet yang
dimiliki ruang dalam lingkaran kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering
disebut kelembaman magnetik. Hukum tersebut kemudian digunakan menciptakan
medan magnet yang cukup besar. Medan magnet itu diperhadapkan dengan medan
magnet lain yang akan menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub magnet yang
berhadapan berlawanan arah atau gaya tolak jika kedua kutub magnet tersebut
berlawanan.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari pembahasan
pada halaman sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kereta maglev merupakan
teknologi hasil terapan dari salah satu konsep fisika yaitu khususnya pada
hukum lens yang menyatakan perubahan fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi
sistem kawat yang membentuk kumparan tertutup akan mengakibatkan terciptanya
medan magnet yang melawan perubahan fluks magnet dalam sitem itu. Selain itu
kereta maglev mulai dkembangakan dibenua eropa dan asia khususnya jerman dan
jepang,dengan teknologi terbarunya menggunakan sistem induck track yang lebih
ekonomis.
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus..2009.maglev.http://www.groups.dcs.Stand.ac.uk/history/mathematicia
.2010.kereta magnet\.http://galileo.rice.edu/sci/
.2010. kereta maglev/ kucingfisika.com/
.2011.kereta induksi magnet./http://id.wikipedia.org/
.2011.kereta maglev./
: http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/kereta-maglev.html
.2011.artikel pengetahuan./
: http://www.kompas.com/kompas-cetak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar